“Sejarah tertulis berisi rekaman yang sangat sporadis dan tidak
lengkap”, demikian Gordon Childe menulis, “tentang apa yang telah
manusia lakukan di berbagai belahan dunia selama lima ribu tahun
terakhir”. Idealnya sejarah adalah rekaman tentang semua rentetan
peristiwa yang telah terjadi, yang berfungsi sebagai pengungkap segala
sesuatu sesuai dengan fakta yang ada tanpa distorsi sedikitpun, tetapi
pada kenyataannya ia hanya mengungkap sebagian rentetan peristiwa
tersebut dan tidak bisa lepas sepenuhnya dari rekayasa yang biasanya
dilakukan oleh penguasa politik.
Di dalam sejarah, ada juga yang bernama sejarah ilmu, dan pada
dasarnya merupakan sejarah pikiran umat manusia yang terlepas dari asal
usul kebangsaan maupun asal mula negara, dan pembagian lintasan sejarah
ilmu yang paling tepat adalah menurut urutan waktu dan bukan berdasarkan
pembagian negara, lintasan sejarah ilmu terbaik mengikuti pembagian
kurun waktu dari satu zaman yang terdahulu ke zaman berikutnya.
Sebelum memaparkan sejarah ilmu pengetahuan, di sini akan di jelaskan
secara singkat perbedaan antara pengetahuan dan ilmu agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang
terklasifikasi, tersistem, terstruktur, dan terukur serta dapat
dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sementara itu, pengetahuan
adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai
metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah
informasi yang berupa
common sense, sedangkan ilmu sudah
merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan
mekanisme tertentu. Jadi ilmu lebih khusus daripada pengetahuan, tetapi
tidak berarti semua ilmu adalah pengetahuan
tahapan periodisasi perkembangan ilmu, tahapan tahapan tersebut di antaranya :
- Ilmu pengetahuan pada zaman purba
- Ilmu pengetahuan pada zaman yunani kuno
- Ilmu pengetahuan pada zaman abad pertengahan
- Ilmu pengetahuan pada Zaman Renaissance
- Ilmu pengetahuan pada zaman kontemporer